Penyanyi
dangdut Rhoma Irama saat diwawancarai wartawan di Wisma Nusantara,
Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (13/11/2012). Rhoma Irama
menegaskan niatnya ingin menjadi calon presiden. Niat itu diperkuat
setelah sebelumnya para ulama yang tergabung dalam Wasilah Silaturahim
Asatidz Tokoh dan Ulama (Wasiat Ulama) mendaulat Rhoma Irama menjadi
capres di Pemilu 2014. KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
TERKAIT:
JAKARTA, KOMPAS.com —
Deklarasi Rhoma Irama yang menyatakan diri siap menjadi calon presiden
memang sempat mengundang kontroversi beberapa waktu lalu. Rhoma pun
dipandang terlalu menganggap enteng posisi menjadi presiden. Hal ini
diungkapkan wartawan senior harian Kompas, Budiarto Shambazy, Selasa (18/12/2012), dalam diskusi Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) di Hotel Four Seasons, Jakarta.
"Rhoma
Irama muncul menjadi capres ini terbilang nekat. Ini menunjukkan bahwa
jadi capres sekarang terlihat mudah. Padahal, Soekarno dan Soeharto saja
sempat menolak menjadi presiden," ujar Budiarto.
Jurnalis yang
kerap menjadi dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Indonesia ini mengulang kembali bagaimana proses jatuh bangunnya
pemerintahan di era Soekarno. Dalam masa pemerintahannya, Soekarno harus
banting tulang selama tujuh tahun menyebarkan paham ke-Indonesia-an.
Sementara Soeharto sempat mempertanyakan diri apakah ia mampu memimpin
bangsa ini atau tidak.
"Memimpin Indonesia ini bukan sembarangan.
Sekarang kita malah dikejutkan dengan kesatria bergitar yang dengan
enteng bilang saya mampu jadi presiden. Ini sungsang," kata Budiarto.
Ia
mengaku tidak meremehkan Rhoma lantaran si "Raja Dangdut" itu memang
memiliki basis massa yang mendukung pencalonannya menjadi presiden.
Pencalonan Rhoma ini menjadi puncak peristiwa politik pada tahun 2012.
"Jabatan presiden dianggap enteng oleh Rhoma dan tidak ada patokan yang
kredibel," ucap Budiarto.
Lebih lanjut, ia melihat tantangan ke
depan bagi para calon presiden adalah tingkat apatisme masyarakat yang
tinggi. Budiarto pun tak berharap banyak perubahan yang terjadi pada
2014 selama calon yang diusung partai masih tokoh-tokoh lama.
Sebelumnya,
para ulama yang tergabung dalam Wasilah Silaturahim Asatidz Tokoh dan
Ulama (Wasiat Ulama) mendaulat Rhoma Irama sebagai calon presiden dalam
Pemilihan Presiden 2014. Dukungan tersebut diklaim merupakan hasil
kesepakatan satu juta anggota Wasiat Ulama di seluruh Indonesia. Rhoma
Irama pun sudah menyatakan kesanggupannya maju menjadi kandidat RI-1.
Rhoma
mengatakan, akhirnya dirinya memberanikan maju setelah desakan berbagai
ulama Tanah Air. "Saya maju ini karena desakan ulama dan umat. Saya
bahkan sempat katakan apakah tidak ada figur lain selain saya kepada
ulama-ulama itu," tutur Rhoma dalam wawancara dengan Kompas.com beberapa waktu lalu.
Para
ulama itu, lanjut Rhoma, mengatakan, tidak ada lagi sosok pemimpin
bangsa ini yang merepresentasikan umat Islam. "Anda telah jadi ikon dari
umat, hanya Anda yang bisa persatukan umat Islam, dan hanya Anda yang
bisa bawa visi dan misi umat Islam," kata Rhoma menirukan ucapan salah
seorang ulama.
Dengan desakan itu, Rhoma pun kemudian
mempertimbangkan dengan serius usulan ini. Kemudian, Rhoma mengaku
akhirnya hatinya terpanggil untuk berbuat sesuatu bagi negeri ini.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung ^_^ ! Silahkan tinggalkan komentar untuk respon/pertanyaan.
[-] jangan berkomentar SPAM (promosi, dll,)
[-] jangan komentar yang berisi link hidup,
[-] jangan berkomentar yang tidak relevan dan berkualitas rendah ,karena akan saya abaikan dan tidak akan saya Approve. Maaf apabila ada komentar yang belum saya tanggapi karena saya tidak online 24 Jam. Terima kasih.
SERING-SERING BERKUNJUNG SOBAT