10 Tips agar anak tertib melaksanakan sholat 5 waktu tepat waktu
1. Peran orang tua untuk memberikan contoh kepada anak untuk
selalu sholat 5 waktu, sholat berjama’ah di rumah maupun di masjid,
sesering mungkin si anak diajak untuk melihat langsung sholat yang
dikerjakan oleh orang tua, misal sekiranya di masjid takut membuat
gaduh, sebaiknya orang tua memberikan contoh sholat berjama’ah di rumah.
Jika si anak sudah mulai tertarik untuk mengikuti gerakan sholat yang
di contohkan oleh orang tua, selanjutnya orang tua mengajarkan
bacaan-bacaan di dalam sholat tersebut, buat suasana yang menyenangkan
agar si anak tidak bosan dengan bacaan-bacaan yang panjang dan sulit
untuk di lafalkan.
2. Hormati waktu-waktu adzan dikumandangkan. Misalnya mematikan
televisi, radio atau suara-suara lain agar lantunan adzan terdengar dan
memberitahukan kepada si anak bahwa waktu sholat telah tiba. Terutama
pada sholat magrib dan isyak, dimana waktu-waktu tersebut merupakan
waktu yang banyak dipakai si anak untuk menonton acara televisi seperti
serial kartun dan acara anak lainnya.
3. Bentuk jama’ah sholat dalam keluarga yang dipimpin oleh Ayah, si
anak juga perlu diikut sertakan untuk menggelar tikar, sajadah, atau
mengumandangkan iqomat. Hal tersebut memacu anak untuk lebih bersemangat
dalam melaksanakan sholat.
4. Bimbingan dan Nasehat Nasehat orang tua yang baik merupakan sarana
yang ampuh untuk menghubungkan keinginan orang tua dan kemauan anak
dengan cepat. Apalagi isi nasehat itu tulus dari dasar hati orang tua
untuk kebaikan anak. Agar nasehat membawa perbaikan maka perhatikanlah
hal-hal berikut : – Ulang-ulangilah nasehat, dan usahakan bahasa kalimat
yang digunakan sangat menyenangkan agar lebih mudah di terima si anak,
namun jangan berlebih-lebihan agar si anak tidak bosan mendengarkannya. –
Pilihlah waktu yang tepat, yaitu waktu ketika kondisi si anak dalam
keadaan kondusif. – Gunakanlah kata-kata yang mudah dan dapat dipahami
sesuai dengan usia anak serta daya tangkap dan nalarnya.
untuk download ebooknya silahkan download
5. Kisah dan Cerita. berikan anak cerita yang menarik tentang pahala
dari mengerjakan sholat, tentang siksaan Allah, jika orang tidak
mengerjakan sholat. Atau juga cerita-cerita kisah para sahabat nabi atau
orang yang rajin sholat ketika mereka mendapatkan hikmah dari
mengerjakan sholat tersebut. Kisah termasuk sarana pendidikan yang
efektif. Sebab ia dapat mempengaruhi perasaan dengan kuat. Apalagi kisah
nyata, sangat besar pengaruhnya pada jiwa anak, dapat memperkokoh
ingatan anak dan kesadaran berfikirnya. Sebuah pelajaran akan lebih
mudah dicerna dan difahami oleh anak bila diberi ilustrasi cerita. Kisah
dan cerita juga dapat mempererat hubungan antara orangtua dan anak.
Akan menciptakan kehangatan dan keakraban tersendiri, sehingga akan
membantu kelancaran komunikasi.
6. Metode Pembiasaan Biasakan anak melakukan kebaikan. Sebab bila
anak terbiasa mengerjakannya secara teratur, maka hal itu akan menjadi
sebuah kebiasaan. Dengan pembiasaan maka urusan yang banyak akan menjadi
mudah. Tanamkan kepada mereka kebiasaan melakukan sesuatu yang baik dan
membawa keberuntungan baginya dalam urusan dunia maupun agama. Baik itu
ibadah, adab, tutur kata, sopan santun, rutinitas keseharian, dan lain
sebagainya.
7. Memanfaatkan Waktu Luang ajak anak untuk mengisi waktu luang
dengan kebaikan dan sesuatu yang bermanfaat. Berikan pengarahan yang
benar dalam jalur kebaikan. Luangkan waktu orang tua bersama
anak, untuk menemani, membimbing, dan beraktivitas bersama mereka.
Sehingga anak akan terlepas dari sebab-sebab penyimpangan dan hal-hal
yang tidak bermanfaat.
8. Biasakan anak-anak untuk bangun pagi, beri rangsangan kepada
mereka dengan sesuatu yang menarik perhatian mereka. Umumnya si anak
pada waktu pagi hari sangat malas untuk bangun. Dan masalah ini perlu
penanganan khusus bagi orang tua untuk mengajari anak disiplin. 9. Beri
rangsangan atau motivasi berupa hadiah bagi anak yang paling rajin
sholatnya. Buat daftar catatan seberapa banyak anak melaksanakan sholat
dalam satu bulan. Anak yang memiliki daftar catatan sholat terbanyak
itulah yang mendapatkan hadiah lebih spesial dari lainnya. Kata-kata
atau ucapan “pintar, rajin sekali, hebat bener anak ayah” dan lainnya
juga dapat merangsang anak untuk lebih giat lagi dalam menjalankan
sholat.
10. Pemberian hukuman metode pemberian sanksi baru digunakan apabila
seluruh metode mengalami kegagalan. Dan saat menjatuhkan sanksi,
perhatikan waktu yang tepat dan bentuk sanksi yang sesuai dengan kadar
kesalahan. Bentuk sanksi ini bisa bervariasi dari yang teringan,
misalnya mengurangi jatah harian anak, mengurangi jam bermain atau yang
semisalnya. Bisa berbentuk sanksi sosial berupa pengacuhan sampai yang
terberat, yaitu hukuman fisik.
Lalu bagaimana jika orang tua tidak bisa mengawasi/memantau anak
dalam melaksanakan sholat (waktu sholat dhuhur dan ashar biasanya)
karena orang tua masih bekerja?? Hal itu bisa diatasi dengan tips
berikut:
1. Menyekolahkan anak di sekolah berbasis islam, atau sekolah Negeri
yang memiliki peraturan atau kebiasaan melaksanakan sholat berjamaah di
mushola sekolahan.
2. Memantau anak melalui telepon (jika sudah pulang sekolah),
tujuannya untuk mengingatkan si anak agar segera melaksanakan sholat.
3. Beri kepercayaan kepada anak untuk mengerjakan sholat meskipun
tidak dalam pengawasan orang tua. perlu diingat, anak merupakan cerminan
dari orang tua, maka jika si anak bandel, malas untuk melaksanakan
sholat. orang tua harus introspekdi diri apakah orang tua sudah
melakukan hal yang baik atau belum. Semoga tips sederhana ini mampu
memberikan sedikit masukan terhadap orang tua dalam mendidik anaknya
untuk disiplin mendirikan sholat 5 waktu.
Saya juga menulis artikel yg sama, brader...
BalasHapusSilahkan mampir, 'n follback yah..