Assalamualaikum wr wb, Pada hari ini
admin akan membagi tentang bagaiamana pemeriksaan aset tetap dalam
sebuah perusahaan, apa itu aset tetap, bagaiaman teknik audit dan
prosedur auditnya, kita perlui tau itu, apa saja pertanyaan yang muncul
dan jawabannya. langsung saja, admin ucapkan selamat membaca!
1.
Definisi Aktiva Tetap
Aktiva tetap
ialah aktiva tetap berwujud yang mempunyai nilai guna ekonomis jangka panjang,
dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasi guna menunjang perusahaan dalam
mencapai tujuan dan dimiliki perusahaan tidak untuk dijual kembali agar
diperoleh laba atas penjualan tersebut.
Aktiva tetap
meliputi aktiva yang tidak dapat disusutkan (non depreciable) dan aktiva
yang dapat disusutkan (depreciable) mencakup tanah, bangunan, mesin
serta peralatan lainnya, ataupun sumber-sumber alam.
Aktiva tetap
pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Biaya perolehan adalah
jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang
diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi
sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
dipergunakan."
2. Perbandingan
Biaya Yang Dapat Dikurangkan Dari Alternatif Pembiayaan Tunai, Kredit Bank, Dan
Sewa Guna Usaha (Leasing)
Ketiga alternatif pembiayaan aktiva
tetap diatas memiliki perbedaan tingkat suku bunga dan juga perbedaan dalam
perlakuan disektor pajakannya. Adapun beberapa perbedaan perlakuan biaya dalam
sektor pajak antara ketiga alternatif pembiayaan tersebut, yaitu :
A. Pembiayaan
aktiva tetap secara tunai.
Biaya yang
dapat dibebankan dalam laporan keuangan fiskal perusahaan adalah biaya
penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan metode dan umur ekonomis yang telah
ditetapkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku, sedangkan biaya-biaya yang
berkenaan dengan perolehan aktiva tetap tersebut tidak boleh dibiayakan dalam
laporan keuangan fiskal perusahaan.
B.
Pembiayaan aktiva tetap dengan cara sewa guna usaha (leasing).
Semua biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar sewa guna usaha (leasing) dapat
dibiayakan pada laporan keuangan fiskal pada tahun yang bersangkutan, sedangkan
untuk biaya penyusutannya, belum boleh diakui oleh pihak lessee (perusahaan)
selama masa sewa guna usaha (leasing), biaya penyusutan boleh diakui
jika aktiva telah diambil alih oleh lessee (perusahaan) dengan membayar
nilai hak opsi sebesar nilai perolehan aktiva (besar nilai opsi telah
ditentukan perusahaan sewa guna usaha (leasing)) sesuai dengan metode
dan umur aktiva bersangkutan yang telah ditetapkan.
C.
Pembiayaan aktiva tetap dengan kredit bank
Biaya yang
boleh dikurangkan dalam laporan keuangan fiskal adalah beban bunga atas kredit
bank tersebut serta biaya penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan metode dan
umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku.
3.
Audit
Objective (Tujuan Pemeriksaan) Aktiva Tetap
Dalam satu
general audit (pemeriksa umum), pemeriksaan atas aktiva tetap mempunyai
beberapa tujuan sebagai berikut :
- Memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aktiva tetap.
- Untuk memeriksa apakah aktiva tetap yang tercantum di neraca betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.
- Untuk memeriksa apakah penambahan aktiva tetap dalam tahun berjalan (periode yang diperiksa) betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar.
- Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aktiva tetap sudah dicatat dengan benar di buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
- Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan apakah perhitungannya telah dilakukan dengan benar (secara akurat).
- Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
- untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan, jika ada apakah pendapatan sewa sudah diterima perusahaan.
- Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai (imperment).
- Untuk memeriksa apakah penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
4.
Teknik Audit Aktiva
Tetap
Agar audit dapat
dilakukan dengan tepat , dan memberikan hasil yang tidak berisiko maka auditor akan melakukan tahapan sebagai
berikut yaitu ;
a. Penentuan Risiko Pendeteksian (Materialitas, Risiko
Audit, dan Strategi Audit )Dalam penentuan risiko, auditor harus
menanyakan kepada klien seberapa banyak volume transaksi yang terjadi dalam
aktiva tetap untuk satu periode. Kemudian juga harus menyelidiki kemungkinan
adanya pembelian dan pengeluaran kas yang tidak di otorisasi., Kemungkinan
adanya pembelian aktiva yang tidak memadai, dan kemungkinan adanya penentuan
biaya periodik yang dilakukan oleh bagian akuntansi yang tidak mempertimbangkan
aspek konsistensi.
b. Pemahaman Terhadap struktur pengendalian intern.
Dalam pemahaman terhadap struktur pengendalian
intern diperlukan pengetahuan tentang :
-
Lingkungan pengendalian
·
Pahami struktur organisasi klien
yang berkaitan dengan siklus pengeluaran dan pembelian .
· Adakah metode pengendalian
manajemen yang diterapkan dalam siklus pengeluaran.
c. Sistem
Akuntansi
Pelajari proses akuntansi klien yang akan
diperiksa !!, Bagaimana pengolahan datanya, Apa saja dokumen-dokumen yang
digunakan klien, dan apa saja Catatan Akuntansi yang dibuat oleh klien.
d. Prosedur
Pengendalian
Auditor perlu memahami dan mengetahui ada atau tidak hal-hal seperti :
a.
Otorisasi yang memadai
b.
Pemisahan wewenang dan tanggung
jawab
c.
Praktek yang sehat
(pengendaliannya apa saja )
d.
Internal auditor
5.
Prosedur Audit
Prosedur
audit yang akan disebutkan berikut ini berlaku repeat engagements (penugasan
berulang) sehingga dititikberatkan pada pemeriksaan transaksi tahun berjalan
(periode yang diperiksa)
Prosedur audit atas aktiva tetap
adalah sebagai berikut :
- Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva tetap.
- Minta kepada klien Top Supporting Schedule aktiva tetap, yang berisikan : Saldo awal, penambahan serta pengurangan-pengurangannya dan saldo akhir, baik untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya.
- Periksa footing dan crossfootingnya dan cocokkan totalnya dengan General Ledger atau Sub-Ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
- Vounch penambahan serta pengurangan dari fixed Assets tersebut. Untuk penambahan kita lihat approvalnya dan kelengkapan supporting documentnya.
- Periksa phisik dari Fixed Assets tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi dan nomor kode dari Fixed Assets.
- Periksa bukti pemilikan aktiva tetap.Untuk tanah, gedung, periksa sertifikat tanah dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) serta SIPB (Surat Izin Penempatan Bangunan).Untuk mobil, motor, periksa BPKP, STNKnya.
- Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policy yang dijalankan konsisten dari tahun sebelumnya.
- Buat analisis tentang perkiraan Repair&Maintenance, sehingga kita dapat mengetahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok Capital Expenditures tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditures.
- Periksa apakah Fixed Assets tersebut sudah diasuransikan dan apakah Insurance Coveragenya cukup atau tidak.
- Test perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya penyusutan diperkiraan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya penyusutan.
- Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank untuk memeriksa apakah ada Fixed Assets dijadikan sebagai jaminan atau tidak.
- Periksa apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau menjual Fixed Assets.
- untuk construction in Progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada Construction in progress yang harus di transfer ke Fixed Assets.
- Jika ada aktiva tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa leaseagreement dan periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi leasing.
- Periksa atau tanyakan apakah ada aktiva tetap yang dijadikan agunan kredit di bank.
- periksa penyajian dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia(SAK/ETAP/IFRS).
DAFTAR
PERTANYAAN YANG TIMBUL DAN HASIL DISKUSI AUDIT
AKTIVA TETAP
1. Berdasarkan kasus tersebut, bagaimana
tindakan auditor jika banyak pihak-pihak yang terlibat dalam kecurangan
pertukaran asset tetap (tukar guling) antara dua perusahaan?
Pada perusahaan
tersebut, Seharusnya harus ada otorisasi dalam pertukaran asset yang terjadi,
bukan hanya kedua belah pihak yang menyetujui pertukaran asset tersebut
melainkan harus ada pihak-pihak lain yang dijadikan saksi. Sebelum melakukan
pertukaran asset tetap tersebut perusahaan harus mendatangkan Jasa Appraisal
untuk mengetahui nilai asset agar tidak terjadi selisih nilai asset yang tinggi
terhadap asset tetap yang dipertukarkan. Meskipun ada selisih nilai asset tetap
yang dipertukarkan tapi dalam konteks wajar bukan dengan nilai yang material.
Karena internal control perusahaan yang kurang baik ,maka auditor dapat
mengkomunikasikan saran dan kelemahan-kelemahan pengendalian internal
perusahaan dengan menggunakan Management Letter seperti harus ada kejelasan
prosedur, syarat-syarat tukar guling asset tetap, melibatkan beberapa pejabat sebagai pengendali dan control yang baik.
2. Bagaimana cara mengaudit goodwill?
Belum terjawab, dengan alas an
goodwill akan dibahasa pada bab berikutnya yakni tentang audit asset tidak
berwujud.
3. Bagaimana pemeriksaan ICQ &
verifikasi saldo aktiva tetap?
Untuk
mengaudit saldo Aktiva Tetap, auditor dapat mengaudit Akumulasi Penyusutan Aset
tetap yang akan mengurangi saldo Aset Tetap tersebut. Nilai dari Akumulasi
Penyusutan auditor dapat melihat metode penyusutan yang digunakan oleh
perusahaan tersebut. Metode penyusutan aktiva tetap pada perusahaan harus
konsisten dengan periode-periode sebelumnya. Jika perusahaan
ingin mengubah metode penyusutan aktiva tetap, metode penyusutan tersebut harus
meningkatkan arus kas pada perusahaan.
Berikut ICQ untuk asset tetap:
4. Bagaimana prosedur audit terhadap
asset tetap milik perusahaan dan asset tetap yang di leasing?
Prosedur audit yang akan
disebutkan berikut ini berlaku repeat engagements (penugasan berulang) sehingga
dititikberatkan pada pemeriksaan transaksi tahun berjalan (periode yang
diperiksa)
Prosedur
audit atas aktiva tetap adalah sebagai berikut :
a) Pelajari dan evaluasi internal
control atas aktiva tetap.dengan ICQ, melihat flowchart dan narrative.jika
internal control perusahaan baik, kemungkinan lingkup pemeriksaan dapat dipersempit
dan sebaliknya.
b) Minta kepada klien Top Supporting
Schedule aktiva tetap, yang berisikan : Saldo awal,penambahan serta
pengurangan-pengurangannya dan saldo akhir, baik untuk harga perolehan maupun
akumulasi penyusutannya. Perusahaan harus melihat harga perolehan awal asset
tetap serta metode penyusutan apa yang digunakan perusahaan untuk menilai buku
asset per tanggal neraca.
c) Periksa footing dan crossfootingnya dan cocokkan totalnya dengan General
Ledger atau Sub-Ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
Footing itu perhitungan vertical terkait dengan harga perolehan asset dan
penyusutan asset tetap pada kertas kerja sedangkan untuk crossfootingnyalebih
kepada perhitungan horizontal asset tetap.
d) Vounch penambahan serta pengurangan dari fixed Assets
tersebut. Untuk penambahan kita lihat approvalnya dan kelengkapan
supporting documentnya. Penambahan harus lihat dokumen pembelian dan bukti hak
milik atas asset tersebut,pengurangan asset segala rekening yang berkaitan
dengan asset tetap harus dihapuskan jika ada penjualan asset tetap sepertti
akumulasi penyusutan aktiva tetap,dll selisih harga jual dengan nilai buku
asset harus diakui sebagai keuntungan/kerugian pelepasan asset tetap.
e) Periksa phisik dari Fixed Assets
tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi dan nomor kode dari Fixed
Assets.Pada saat pemeriksaan ini
ada nomer kode asset tetap yang dcatat oleh perusahaan berdasarkan faktur
pembeliannya. Dan memeriksa keberadaan asset tetap yang merupakan milik
perusahaan
f) Periksa bukti pemilikan aktiva
tetap.
Untuk
tanah, gedung, periksa sertifikat tanah dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
serta SIPB (Surat Izin Penempatan Bangunan). Untuk mobil, motor, periksa BPKP,
STNKnya.
g) Pelajari dan periksa apakah Capitalization
Policy dan Depreciation Policy yang dijalankan konsisten dari tahun
sebelumnya.. Metode penyusutan aktiva
tetap pada perusahaan harus konsisten dengan periode-periode sebelumnya. Jika
perusahaan ingin mengubah metode penyusutan aktiva tetap, metode penyusutan
tersebut harus meningkatkan arus kas pada perusahaan.
h) Buat analisis tentang perkiraan Repair&Maintenance,
sehingga kita dapat mengetahui apakah adapengeluaran yang seharusnya masuk
dalam kelompok Capital Expenditures tetapi dicatat sebagai Revenue
Expenditures.Perusahaan harus mencadangkan biaya terkait dengan perbaikan
dan pemerliharaan asset tetap.
i) Periksa apakah Fixed Assets tersebut
sudah diasuransikan dan apakah Insurance Coveragenya cukup atau tidak.
Jika terjadi kejadian luar biasa maka resiko kerugian yang diderita perusahaan
dapat diminimalisir karena aset tersebut sudah diasuransikan.
j) Test perhitungan penyusutan, cross
reference angka penyusutan dengan biaya penyusutan diperkiraan laba rugi dan
periksa alokasi/distribusi biaya penyusutan.Misalkan, Peralatan dan gedung ada
umur ekonomis yang berbeda dimana gedung lebih lama dibandingkan dengan
peralatan.
k) Periksa notulen rapat, perjanjian
kredit, jawaban konfirmasi dari bank untuk memeriksa apakah ada Fixed Assets
dijadikan sebagai jaminan atau tidak. Jika Asset tetap dijadikan jaminan, maka
perusahaan tidak boleh menjual asset tetap tersebut karena masih dalam jaminan
Bank kecuali dengan sepengetahuan pihak Bank
l)
Periksa
apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau menjual
Fixed Assets. Jika perusahaan sudah berniat untuk menjual asset pada periode
tersebut, maka rekening yang berkaitan dengan asset tetap tersebut harus
dihapuskan.
m) Untuk construction in Progress, kita
periksa penambahannya dan apakah ada Construction in progress yang harus di
transfer ke Fixed Assets. Metode penyusutan aktiva tetap terkait dengan jam
kerja asset, jika aset tersebut digunakan konsruksi dalam penyelesaian maka
harus ada pembebanan.
n) Jika ada aktiva tetap yang diperoleh
melalui leasing, periksa leaseagreement dan periksa apakah accounting
treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi leasing. Berdasarkan jenis
leasing yang digunakan oleh perusahaan misalnya perusahaan menggunkan
Operational Lease maka perusahaan tidak perlu mencatat Akumulasi penyusutan
aktiva tersebut jika perusahan melakuka pencatatan maka harus di koreksi karena
tidak sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,
sebaliknya jika dengan Finance Lease perusahaan harus mencatat depresiasi
penyusutan asset tetap, karena pada akhir masa sewa terjadi perpindahan
kepemilikan asset tetap.
o) Periksa atau tanyakan apakah ada
aktiva tetap yang dijadikan agunan kredit di bank.Jika Asset tetap dijadikan
agunan kredit, maka perusahaan tidak boleh menjual asset tetap tersebut karena
masih dalam agunan kredit Bank kecuali dengan sepengetahuan pihak Bank
p) periksa penyajian dalam laporan
keuangan, apakah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia(SAK/ETAP/IFRS).
q) Jika ada aktiva tetap yang diperoleh
melalui leasing, periksa leaseagreement (terkait jenis leasing, umur ekonomis,
masa sewa, baiay sewa,dll) dan periksa apakah accounting treatmentnya sudah
sesuai dengan standar akuntansi leasing. Berdasarkan jenis leasing yang
digunakan oleh perusahaan misalnya perusahaan menggunkan Operational Lease maka
perusahaan tidak perlu mencatat Akumulasi penyusutan aktiva tersebut jika
perusahan melakuka pencatatan maka harus di koreksi karena tidak sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, sebaliknya jika dengan
Finance Lease perusahaan harus mencatat depresiasi penyusutan asset tetap,
karena pada akhir masa sewa terjadi perpindahan kepemilikan asset tetap.
5. Diasumsikan terjadi pertukaran asset
yang asetnya sendiri diimpor, adanya selisih kurs pelaporan pegawai perusahaan
yang bertugas melakukan pertukaran ini, dimanfaatkan oleh pegawai tersebut
untuk melakukan kecurangan dengan melaporan dana untuk pertukaran asset
tersebut di tinggikan dari jumlah dana yang sebenarnya, dimana terjadi nilai
kurs dinaikan sehingga mengakibatkan nilai asset tetap tersebut meningkat.
Bagaimana tindakan auditor terkait dengan kecurangan tersebut?
Pada saat terjadi pertukaran asset tetap antara perusahaan,
setiap perusahaan memiliki kwitansi/dokumen. Berdasarkan dokumen tersebut,
perusahaan dapat mengetahui berapa besar nilai setiap asset yang dipertukarkan.
Karena asset tersebut merupakan asset import maka perusahaan harus
mengkonverikan rupiah pada dollar sesuai dengan kurs tengah BI. Biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh aset dialokasikan kedalam harga perolehan
asset tersebut. Jika terjadi kelebihan dalam pengakuan kurs tengah BI maka
perusahaan terkait dapat melihat faktur pembelian pada tanggal berapa dan
sesuaikan dengan kurs pada saat perolehan. Jika kelebihan pengakuan kurs BI
bersifat material maka harus dikoreksi, agar Laporan Keuangan yang disajikan
oleh perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang belaku umum di Indonesia.
Jika perusahaan tidak mau melakukan koreksi, maka auditor berhak menilai
penyajian asset tetap tersebut tidak wajar. Dalam pemeriksaannya auditor dapat
melakukan konfirmasi kepada pihak yang bersangkutan dalam pertukara asset
tersebut, auditor dapat memberikan konfirmasi berupa surat, email, fax, ataupun
via telpon yang nantinya ini akan menjadi bahan koreksi oleh auditor, yang
tentunya akan memeberi keyakinan yang cukup untuk membuktikan bahwa pegawai
yang bertugas melakukan pertukaran itu salah.