Bagaimana cara mencari tahu pemilik nomor handphone (ponsel/hape/hp), minimal lokasi kotanya? Cekidot disini atau (untuk Telkomsel) klik disini.
Barusan, istri saya dapat musibah, bukan sesuatu yang parah, namun
sangat menjengkelkan. Begini ceritanya. Sekitar jam 7 malam, istri saya
ditelepon temannya, katanya pulsa kirimannya sebesar 50ribu rupiah yang
dipesan sejak pagi belum masuk (Catatan: Istri saya kerja sambilan jual
pulsa kecil-kecilan untuk keluarga dan teman kantor). Setelah dicek,
ternyata istri saya salah kirim pulsa ke nomor lain entah siapa
pemiliknya.
Setelah dikonfirmasi ke CS operator pusat jual pulsa, katanya pulsa
yang berhasil terkirim tidak dapat di refund (tarik kembali/
dikembalikan/ ambil ulang). Jadilah istri saya menelepon si empunya
nomor ponsel yang salah kirim tadi, ternyata nomornya memang aktif.
Setelah beberapa kali dihubungi barulah si pemilik telepon mengangkat
teleponnya, lebih kurang begini percakapannya (I : istri saya, D :
pemilik nomor hape).
I : “assalamualaikum”
D : “iyya, halo….”
I : “Maaf mba, eh bu, nomor hapenya tadi pagi terkirim pulsa yah…”
D : “halo…halo…” Sedikit terputus-putus, mungkin jaringan lelet.
I : “halo mba…. Maaf saya baru telepon sekarang, soalnya teman saya baru konfirmasi ke saya kalau pulsanya belum terkirim, eh ternyata salah kirim ke nomornya mba”.
D : “ooh, maaf bu ini nomor teman saya, teman saya lagi kerja belum pulang”
I : “kalau begitu bisa ndak hubungi temannya? Kalau bisa pulsa saya dikembalikan, 40 ribu saja deh, 10 ribunya untuk teman mba”
D : “iyya sebentar bu, saya usahakan yah…” Telepon tiba-tiba dimatikan. Istri saya mulai kesal, kalau betul mau menolong kembalikan pulsa, mestinya si D tanya cara transfernya bagaimana ke nomor mana begitu. si D kayaknya tidak punya itikad baik mengembalikan pulsa. I kembali menelepon.
I: “haloo mba…saya minta mba kembalikan pulsa saya, 30 ribu saja deh, saya minta baik-baik loh”
D : “ibu penipu yah??” Telepon mati lagi. Istri saya mengambil telepon rumah mencoba menelepon lagi, setelah beberapa kali mencoba, telepon akhirnya diangkat.
I : “jangan bikin marah saya ya mba!! Saya minta baik-baik dari tadi”
D : “saya tidak punya uang bu!!”
I : “loh siapa yang minta uangmu? Saya cuma minta pulsanya di transfer!!” Tambah emosi.
D : ” pulsanya sisa 20 ribu bu…”
I : “yang ada saja”
D : “eh pulsanya tidak cukup 20 ribu lagi!!”
I : “yang ada saja!!!!”. Telepon dimatikan. Coba ditelepon lagi…
I : “mba alamatnya dimana??”
D : “saya di Manado bu, Bitung”.
I : “namanya?”
D : “Yenny, mang napa?”
I : “kembalikan pulsa saya!! Berapapun sisanya”
D : “yah pulsanya sudah habis saya bagi-bagikan.. salah ibu toh…. Hahahahaha….” Telepon dimatikan, coba di telepon tidak diangkat-angkat lagi. Istri naik pitam, meng SMS, dan terjadilah saling balas pantun caci maki.
D : “iyya, halo….”
I : “Maaf mba, eh bu, nomor hapenya tadi pagi terkirim pulsa yah…”
D : “halo…halo…” Sedikit terputus-putus, mungkin jaringan lelet.
I : “halo mba…. Maaf saya baru telepon sekarang, soalnya teman saya baru konfirmasi ke saya kalau pulsanya belum terkirim, eh ternyata salah kirim ke nomornya mba”.
D : “ooh, maaf bu ini nomor teman saya, teman saya lagi kerja belum pulang”
I : “kalau begitu bisa ndak hubungi temannya? Kalau bisa pulsa saya dikembalikan, 40 ribu saja deh, 10 ribunya untuk teman mba”
D : “iyya sebentar bu, saya usahakan yah…” Telepon tiba-tiba dimatikan. Istri saya mulai kesal, kalau betul mau menolong kembalikan pulsa, mestinya si D tanya cara transfernya bagaimana ke nomor mana begitu. si D kayaknya tidak punya itikad baik mengembalikan pulsa. I kembali menelepon.
I: “haloo mba…saya minta mba kembalikan pulsa saya, 30 ribu saja deh, saya minta baik-baik loh”
D : “ibu penipu yah??” Telepon mati lagi. Istri saya mengambil telepon rumah mencoba menelepon lagi, setelah beberapa kali mencoba, telepon akhirnya diangkat.
I : “jangan bikin marah saya ya mba!! Saya minta baik-baik dari tadi”
D : “saya tidak punya uang bu!!”
I : “loh siapa yang minta uangmu? Saya cuma minta pulsanya di transfer!!” Tambah emosi.
D : ” pulsanya sisa 20 ribu bu…”
I : “yang ada saja”
D : “eh pulsanya tidak cukup 20 ribu lagi!!”
I : “yang ada saja!!!!”. Telepon dimatikan. Coba ditelepon lagi…
I : “mba alamatnya dimana??”
D : “saya di Manado bu, Bitung”.
I : “namanya?”
D : “Yenny, mang napa?”
I : “kembalikan pulsa saya!! Berapapun sisanya”
D : “yah pulsanya sudah habis saya bagi-bagikan.. salah ibu toh…. Hahahahaha….” Telepon dimatikan, coba di telepon tidak diangkat-angkat lagi. Istri naik pitam, meng SMS, dan terjadilah saling balas pantun caci maki.
Pernah kejadian, ada salah kirim pulsa ke papa (ayah istri saya), si
orang yang salah kirim menelepon agar pulsa dikembalikan, papa
kembalikan pulsa, beres sudah. Tapi ternyata tak semua orang semulia
papa, banyak juga orang yang berhati rampok.
Memang dalam kasus ini istri saya salah (salah mengirim), namun
salahkah jika kami berharap pulsanya dikembalikan? Mungkin bagi sebagian
orang uang 50 ribu tak terlalu berarti. Namun uang senilai itu sangat
bernilai bagi kami, penjual pulsa kecil-kecilan. Dengan asumsi
keuntungan bersih maksimal 500 rupiah per transaksi, untuk mencapai
nilai 50 ribu butuh 100 kali transaksi. Kalau dalam sehari rata-rata
hanya 2 transaksi, maka butuh waktu 50 hari untuk mendapatkan uang 50
ribu tersebut. Sungguh butuh perjuangan dan waktu ekstra.
Karena penasaran yang dibumbui sakit hati, saya googleing cara
mengetahui nama pemilik nomor hape beserta lokasinya. Dan hasilnya,
tidak ada cara atau aplikasi tersebut. Yang ada hanya mengetahui lokasi
area nomor ponsel di http://www.ceebydith.com/pulsa/hlr.html
Atau buka di http://jakartabisa.wordpress.com cari artikel disana tentang “kode seluler telkomsel”. Hasilnya, 082195444767 ada di area Makassar, bukan Manado!!!
Atau buka di http://jakartabisa.wordpress.com cari artikel disana tentang “kode seluler telkomsel”. Hasilnya, 082195444767 ada di area Makassar, bukan Manado!!!
Yah sudahlah, ikhlaskan saja, hikmahnya?
1. Susah jadi penjual pulsa, untungnya sedikit, apalagi kalau sering salah kirim ke nomor lain, yang ada bukan untung, malah buntung.
2. Tak semua orang berhati mulia semulia papa, masih banyak otak pencuri dan hati rampok, waspadalah.
3. Sulit mencari nama dan alamat pemilik nomor hape, dengan aturan privasi, si pencuri pulsa atau penipu pun sulit dilacak sendiri secara manual. Kecuali mau serius, lewat jalur hukum, polisi tidur.
1. Susah jadi penjual pulsa, untungnya sedikit, apalagi kalau sering salah kirim ke nomor lain, yang ada bukan untung, malah buntung.
2. Tak semua orang berhati mulia semulia papa, masih banyak otak pencuri dan hati rampok, waspadalah.
3. Sulit mencari nama dan alamat pemilik nomor hape, dengan aturan privasi, si pencuri pulsa atau penipu pun sulit dilacak sendiri secara manual. Kecuali mau serius, lewat jalur hukum, polisi tidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung ^_^ ! Silahkan tinggalkan komentar untuk respon/pertanyaan.
[-] jangan berkomentar SPAM (promosi, dll,)
[-] jangan komentar yang berisi link hidup,
[-] jangan berkomentar yang tidak relevan dan berkualitas rendah ,karena akan saya abaikan dan tidak akan saya Approve. Maaf apabila ada komentar yang belum saya tanggapi karena saya tidak online 24 Jam. Terima kasih.
SERING-SERING BERKUNJUNG SOBAT