BAHAYA MEMAKAI PERHIASAN TIRUAN


BAHAYA MEMAKAI PERHIASAN TIRUAN

Harga kacamata Dolce & Gabbana 30 jutaan dan Louis Vuitton 10 jutaan rupiah. Anda pasti ngiler melihatnya. Tapi kalau anda tipe orang yang pelupa, suka menaruh barang  sembarangan lagi pula kantong sedang cupet, jangan memaksa diri. Nanti sudah terbeli tidak lama hilang, pecah atau dicopet orang. Beli saja replikanya beberapa ratus ribu, ditanggung tidak ada yang tahu. Sama persis dengan yang asli kok! Setidaknya kalau sampai hilang anda tidak perlu menangis lama-lama.  Tidak ada bedanya Gabbana asli dengan replikanya kalau hanya untuk memoles citra diri untuk dapat tampil keren. Bedanya barangkali pemakai replika tidak akan sepercaya-diri seperti sipemakai merek yang asli. Bahkan, percaya atau tidak, sebuah penelitian membuktikan bahwa memakai barang tiruan bisa menjadi boomerang yang berbahaya.
Tiga orang ilmuwan masing-masing Dan Ariely dari Duke University, Francesca Gino dari University of North Carolina dan Michael I. Norton dari Harvard telah melakukan penelitian yang hasilnya dimuat dalam majalah resmi Psychological Science. Wray Herbert, direktur senior Association for Psychological Science mengulasnya dalam majalah Scientific American (disini). Serba ilmiah bukan? Saya khawatir kalau anda meragukan hasilnya nanti, karena dari 60 komentar pembacanya banyak juga yang bernada miring. Penelitian itu membuktikan, memoles citra diri dengan barang tiruan dapat mengakibatkan pemakainya berbohong, curang dan sinis terhadap orang lain.
Sejumlah besar wanita muda menjadi relawan dalam penelitian ini. Semua diberikan kacamata asli Chloe yang mahal untuk dipakai, tetapi sebagian diyakinkan bahwa kaca- mata itu replika bukan asli. Mereka diminta menyelesaikan tugas-tugas dimana tersedia peluang untuk menipu dan berbohong. Sesudah selesai mereka diminta menilai sendiri hasil pekerjaannya dan mengambil uang untuk nilai yang benar. Ternyata 70% mereka yang merasa memakai Chloe replika mengerjakan tugas itu seenaknya dan menipu nilai untuk memperoleh uang. Sementara yang merasa memakai Chloe asli hanya 30% saja yang menipu. Untuk menchek ulang hasil yang aneh itu, mereka diminta menghitung jumlah titik-titik di kiri dan kanan layar computer masing-masing, mana yang lebih banyak. Yang menjawab kiri, benar maupun salah, akan menerima lima ratus rupiah sedang menjawab kanan akan menerima lima ribu rupiah, terlepas salah atau benar. Kelompok yang merasa berkacamata replika kebanyakan menjawab kanan. Bukannya memilih jawaban yang benar tapi jawaban yang menguntungkan jauh berbeda dengan mereka yang merasa kacamatanya Chloe asli. Selanjutnya semua diminta untuk menilai karakter sejumlah orang yang mereka kenal. Sekali lagi terbukti kacamata “palsu” itu telah memicu pemakainya untuk berbohong, curang dan sinis terhadap orang lain.
Saya kurang percaya tapi tidak punya argumentasi. Apalagi saya sudah terlanjur curiga kepada wanita yang menyasak rambutnya tinggi-tinggi dan laki-laki yang mengecat rambutnya pada usia senja seperti kurang rela dengan keaslian dirinya dan mengalami krisis kepribadian, bahkan melawan kodrat. Hanya curiga dan hanya anggapan. Tetapi saya percaya bahwa pakaian dan perhiasan memang ada pengaruhnya terhadap tingkah laku seseorang dan bahwa keaslian merupakan ciri yang sangat penting hingga tidak mustahil mempunyai pengaruh psikologis yang lebih baik dibanding yang tiruan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung ^_^ ! Silahkan tinggalkan komentar untuk respon/pertanyaan.
[-] jangan berkomentar SPAM (promosi, dll,)
[-] jangan komentar yang berisi link hidup,
[-] jangan berkomentar yang tidak relevan dan berkualitas rendah ,karena akan saya abaikan dan tidak akan saya Approve. Maaf apabila ada komentar yang belum saya tanggapi karena saya tidak online 24 Jam. Terima kasih.
SERING-SERING BERKUNJUNG SOBAT