Featured

Resume dan Hasil Diskusi Audit II tentang Pemeriksaan Aset Tetap

Assalamualaikum wr wb, Pada hari ini admin akan membagi tentang bagaiamana pemeriksaan aset tetap dalam sebuah perusahaan, apa itu aset tetap, bagaiaman teknik audit dan prosedur auditnya, kita perlui tau itu, apa saja pertanyaan yang muncul dan jawabannya. langsung saja, admin ucapkan selamat membaca!


1.      Definisi Aktiva Tetap
Aktiva tetap ialah aktiva tetap berwujud yang mempunyai nilai guna ekonomis jangka panjang, dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasi guna menunjang perusahaan dalam mencapai tujuan dan dimiliki perusahaan tidak untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas penjualan tersebut.
Aktiva tetap meliputi aktiva yang tidak dapat disusutkan (non depreciable) dan aktiva yang dapat disusutkan (depreciable) mencakup tanah, bangunan, mesin serta peralatan lainnya, ataupun sumber-sumber alam.
Aktiva tetap pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan."

2.      Perbandingan Biaya Yang Dapat Dikurangkan Dari Alternatif Pembiayaan Tunai, Kredit Bank, Dan Sewa Guna Usaha (Leasing)
Ketiga alternatif pembiayaan aktiva tetap diatas memiliki perbedaan tingkat suku bunga dan juga perbedaan dalam perlakuan disektor pajakannya. Adapun beberapa perbedaan perlakuan biaya dalam sektor pajak antara ketiga alternatif pembiayaan tersebut, yaitu :

A.  Pembiayaan aktiva tetap secara tunai.
Biaya yang dapat dibebankan dalam laporan keuangan fiskal perusahaan adalah biaya penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan metode dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku, sedangkan biaya-biaya yang berkenaan dengan perolehan aktiva tetap tersebut tidak boleh dibiayakan dalam laporan keuangan fiskal perusahaan.

B.   Pembiayaan aktiva tetap dengan cara sewa guna usaha (leasing).
Semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar sewa guna usaha (leasing) dapat dibiayakan pada laporan keuangan fiskal pada tahun yang bersangkutan, sedangkan untuk biaya penyusutannya, belum boleh diakui oleh pihak lessee (perusahaan) selama masa sewa guna usaha (leasing), biaya penyusutan boleh diakui jika aktiva telah diambil alih oleh lessee (perusahaan) dengan membayar nilai hak opsi sebesar nilai perolehan aktiva (besar nilai opsi telah ditentukan perusahaan sewa guna usaha (leasing)) sesuai dengan metode dan umur aktiva bersangkutan yang telah ditetapkan.

C.   Pembiayaan aktiva tetap dengan kredit bank
Biaya yang boleh dikurangkan dalam laporan keuangan fiskal adalah beban bunga atas kredit bank tersebut serta biaya penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan metode dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku.
3.      Audit Objective (Tujuan Pemeriksaan) Aktiva Tetap

Dalam satu general audit (pemeriksa umum), pemeriksaan atas aktiva tetap mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :
  1. Memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aktiva tetap.
  2. Untuk memeriksa apakah aktiva tetap yang tercantum di neraca betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.
  3. Untuk memeriksa apakah penambahan aktiva tetap dalam tahun berjalan (periode yang diperiksa) betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar.
  4. Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aktiva tetap sudah dicatat dengan benar di buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
  5. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan apakah perhitungannya telah dilakukan dengan benar (secara akurat).
  6. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
  7. untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan, jika ada apakah pendapatan sewa sudah diterima perusahaan.
  8. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai (imperment).
  9. Untuk memeriksa apakah penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan, sesuai  dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.

4.      Teknik Audit Aktiva Tetap
Agar audit dapat dilakukan dengan tepat , dan memberikan hasil yang tidak berisiko maka auditor akan melakukan tahapan sebagai berikut yaitu ;
a.    Penentuan Risiko Pendeteksian (Materialitas, Risiko Audit, dan Strategi Audit )Dalam penentuan risiko, auditor harus menanyakan kepada klien seberapa banyak volume transaksi yang terjadi dalam aktiva tetap untuk satu periode. Kemudian juga harus menyelidiki kemungkinan adanya pembelian dan pengeluaran kas yang tidak di otorisasi., Kemungkinan adanya pembelian aktiva yang tidak memadai, dan kemungkinan adanya penentuan biaya periodik yang dilakukan oleh bagian akuntansi yang tidak mempertimbangkan aspek konsistensi.
b.      Pemahaman Terhadap struktur pengendalian intern.
Dalam pemahaman terhadap struktur pengendalian intern diperlukan pengetahuan tentang :
-          Lingkungan pengendalian
·         Pahami struktur organisasi klien yang berkaitan dengan siklus pengeluaran dan pembelian .
·     Adakah metode pengendalian manajemen yang diterapkan dalam siklus pengeluaran.
c.       Sistem Akuntansi
Pelajari proses akuntansi klien yang akan diperiksa !!, Bagaimana pengolahan datanya, Apa saja dokumen-dokumen yang digunakan klien, dan apa saja Catatan Akuntansi yang dibuat oleh klien.

d.      Prosedur Pengendalian
Auditor perlu memahami dan mengetahui ada atau tidak hal-hal seperti :
a.       Otorisasi yang memadai
b.      Pemisahan wewenang dan tanggung jawab
c.       Praktek yang sehat (pengendaliannya apa saja )
d.      Internal auditor

5.      Prosedur Audit
Prosedur audit yang akan disebutkan berikut ini berlaku repeat engagements (penugasan berulang) sehingga dititikberatkan pada pemeriksaan transaksi tahun berjalan (periode yang diperiksa)
Prosedur audit atas aktiva tetap adalah sebagai berikut :
  1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva tetap.
  2. Minta kepada klien Top Supporting Schedule aktiva tetap, yang berisikan : Saldo awal, penambahan serta pengurangan-pengurangannya dan saldo akhir, baik untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya.
  3. Periksa footing dan crossfootingnya dan cocokkan totalnya dengan General Ledger atau Sub-Ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
  4. Vounch penambahan serta pengurangan dari fixed Assets tersebut. Untuk penambahan kita lihat approvalnya dan kelengkapan supporting documentnya.
  5. Periksa phisik dari Fixed Assets tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi dan nomor kode dari Fixed Assets.
  6.  Periksa bukti pemilikan aktiva tetap.Untuk tanah, gedung, periksa sertifikat tanah dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) serta SIPB (Surat Izin Penempatan Bangunan).Untuk mobil, motor, periksa BPKP, STNKnya.
  7.  Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policy yang dijalankan konsisten dari tahun sebelumnya.
  8. Buat analisis tentang perkiraan Repair&Maintenance, sehingga kita dapat mengetahui apakah ada   pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok Capital Expenditures tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditures.
  9.  Periksa apakah Fixed Assets tersebut sudah diasuransikan dan apakah Insurance Coveragenya cukup atau tidak.
  10. Test perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya penyusutan diperkiraan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya penyusutan.
  11. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank untuk memeriksa apakah ada Fixed Assets dijadikan sebagai jaminan atau tidak.
  12. Periksa apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau menjual Fixed Assets.
  13. untuk construction in Progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada Construction in progress yang harus di transfer ke Fixed Assets.
  14. Jika ada aktiva tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa leaseagreement dan periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi leasing.
  15. Periksa atau tanyakan apakah ada aktiva tetap yang dijadikan agunan kredit di bank.
  16. periksa penyajian dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia(SAK/ETAP/IFRS).




DAFTAR PERTANYAAN YANG TIMBUL DAN HASIL DISKUSI AUDIT AKTIVA TETAP

    1. Berdasarkan kasus tersebut, bagaimana tindakan auditor jika banyak pihak-pihak yang terlibat dalam kecurangan pertukaran asset tetap (tukar guling) antara dua perusahaan?
Pada  perusahaan tersebut, Seharusnya harus ada otorisasi dalam pertukaran asset yang terjadi, bukan hanya kedua belah pihak yang menyetujui pertukaran asset tersebut melainkan harus ada pihak-pihak lain yang dijadikan saksi. Sebelum melakukan pertukaran asset tetap tersebut perusahaan harus mendatangkan Jasa Appraisal untuk mengetahui nilai asset agar tidak terjadi selisih nilai asset yang tinggi terhadap asset tetap yang dipertukarkan. Meskipun ada selisih nilai asset tetap yang dipertukarkan tapi dalam konteks wajar bukan dengan nilai yang material. Karena internal control perusahaan yang kurang baik ,maka auditor dapat mengkomunikasikan saran dan kelemahan-kelemahan pengendalian internal perusahaan dengan menggunakan Management Letter seperti harus ada kejelasan prosedur, syarat-syarat tukar guling asset tetap, melibatkan beberapa pejabat sebagai pengendali dan control yang baik.

      2. Bagaimana cara mengaudit goodwill?
Belum terjawab, dengan alas an goodwill akan dibahasa pada bab berikutnya yakni tentang audit asset tidak berwujud.

      3. Bagaimana pemeriksaan ICQ & verifikasi saldo aktiva tetap?
Untuk mengaudit saldo Aktiva Tetap, auditor dapat mengaudit Akumulasi Penyusutan Aset tetap yang akan mengurangi saldo Aset Tetap tersebut. Nilai dari Akumulasi Penyusutan auditor dapat melihat metode penyusutan yang digunakan oleh perusahaan tersebut. Metode penyusutan aktiva tetap pada perusahaan harus konsisten dengan periode-periode sebelumnya. Jika perusahaan ingin mengubah metode penyusutan aktiva tetap, metode penyusutan tersebut harus meningkatkan arus kas pada perusahaan.
Berikut ICQ untuk asset tetap:


    4.  Bagaimana prosedur audit terhadap asset tetap milik perusahaan dan asset tetap yang di leasing?
Prosedur audit yang akan disebutkan berikut ini berlaku repeat engagements (penugasan berulang) sehingga dititikberatkan pada pemeriksaan transaksi tahun berjalan (periode yang diperiksa)
Prosedur audit atas aktiva tetap adalah sebagai berikut :
a)      Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva tetap.dengan ICQ, melihat flowchart dan narrative.jika internal control perusahaan baik, kemungkinan lingkup pemeriksaan dapat dipersempit dan sebaliknya.

b)      Minta kepada klien Top Supporting Schedule aktiva tetap, yang berisikan : Saldo awal,penambahan serta pengurangan-pengurangannya dan saldo akhir, baik untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya. Perusahaan harus melihat harga perolehan awal asset tetap serta metode penyusutan apa yang digunakan perusahaan untuk menilai buku asset per tanggal neraca.

c)      Periksa footing dan crossfootingnya dan cocokkan totalnya dengan General Ledger atau Sub-Ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu. Footing itu perhitungan vertical terkait dengan harga perolehan asset dan penyusutan asset tetap pada kertas kerja sedangkan untuk crossfootingnyalebih kepada perhitungan horizontal asset tetap.

d)     Vounch penambahan serta pengurangan dari fixed Assets tersebut. Untuk penambahan kita lihat approvalnya dan kelengkapan supporting documentnya. Penambahan harus lihat dokumen pembelian dan bukti hak milik atas asset tersebut,pengurangan asset segala rekening yang berkaitan dengan asset tetap harus dihapuskan jika ada penjualan asset tetap sepertti akumulasi penyusutan aktiva tetap,dll selisih harga jual dengan nilai buku asset harus diakui sebagai keuntungan/kerugian pelepasan asset tetap.

e)      Periksa phisik dari Fixed Assets tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi dan nomor kode dari Fixed Assets.Pada saat pemeriksaan ini ada nomer kode asset tetap yang dcatat oleh perusahaan berdasarkan faktur pembeliannya. Dan memeriksa keberadaan asset tetap yang merupakan milik perusahaan

f)       Periksa bukti pemilikan aktiva tetap.
Untuk tanah, gedung, periksa sertifikat tanah dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) serta SIPB (Surat Izin Penempatan Bangunan). Untuk mobil, motor, periksa BPKP, STNKnya.

g)      Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policy yang dijalankan konsisten dari tahun sebelumnya.. Metode penyusutan aktiva tetap pada perusahaan harus konsisten dengan periode-periode sebelumnya. Jika perusahaan ingin mengubah metode penyusutan aktiva tetap, metode penyusutan tersebut harus meningkatkan arus kas pada perusahaan.

h)     Buat analisis tentang perkiraan Repair&Maintenance, sehingga kita dapat mengetahui apakah adapengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok Capital Expenditures tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditures.Perusahaan harus mencadangkan biaya terkait dengan perbaikan dan pemerliharaan asset tetap.

i)       Periksa apakah Fixed Assets tersebut sudah diasuransikan dan apakah Insurance Coveragenya cukup atau tidak. Jika terjadi kejadian luar biasa maka resiko kerugian yang diderita perusahaan dapat diminimalisir karena aset tersebut sudah diasuransikan.

j)       Test perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya penyusutan diperkiraan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya penyusutan.Misalkan, Peralatan dan gedung ada umur ekonomis yang berbeda dimana gedung lebih lama dibandingkan dengan peralatan.

k)      Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank untuk memeriksa apakah ada Fixed Assets dijadikan sebagai jaminan atau tidak. Jika Asset tetap dijadikan jaminan, maka perusahaan tidak boleh menjual asset tetap tersebut karena masih dalam jaminan Bank kecuali dengan sepengetahuan pihak Bank

l)        Periksa apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau menjual Fixed Assets. Jika perusahaan sudah berniat untuk menjual asset pada periode tersebut, maka rekening yang berkaitan dengan asset tetap tersebut harus dihapuskan.

m)    Untuk construction in Progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada Construction in progress yang harus di transfer ke Fixed Assets. Metode penyusutan aktiva tetap terkait dengan jam kerja asset, jika aset tersebut digunakan konsruksi dalam penyelesaian maka harus ada pembebanan.

n)      Jika ada aktiva tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa leaseagreement dan periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi leasing. Berdasarkan jenis leasing yang digunakan oleh perusahaan misalnya perusahaan menggunkan Operational Lease maka perusahaan tidak perlu mencatat Akumulasi penyusutan aktiva tersebut jika perusahan melakuka pencatatan maka harus di koreksi karena tidak sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, sebaliknya jika dengan Finance Lease perusahaan harus mencatat depresiasi penyusutan asset tetap, karena pada akhir masa sewa terjadi perpindahan kepemilikan asset tetap.

o)      Periksa atau tanyakan apakah ada aktiva tetap yang dijadikan agunan kredit di bank.Jika Asset tetap dijadikan agunan kredit, maka perusahaan tidak boleh menjual asset tetap tersebut karena masih dalam agunan kredit Bank kecuali dengan sepengetahuan pihak Bank

p)      periksa penyajian dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia(SAK/ETAP/IFRS).

q)      Jika ada aktiva tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa leaseagreement (terkait jenis leasing, umur ekonomis, masa sewa, baiay sewa,dll) dan periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi leasing. Berdasarkan jenis leasing yang digunakan oleh perusahaan misalnya perusahaan menggunkan Operational Lease maka perusahaan tidak perlu mencatat Akumulasi penyusutan aktiva tersebut jika perusahan melakuka pencatatan maka harus di koreksi karena tidak sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, sebaliknya jika dengan Finance Lease perusahaan harus mencatat depresiasi penyusutan asset tetap, karena pada akhir masa sewa terjadi perpindahan kepemilikan asset tetap.

   5.  Diasumsikan terjadi pertukaran asset yang asetnya sendiri diimpor, adanya selisih kurs pelaporan pegawai perusahaan yang bertugas melakukan pertukaran ini, dimanfaatkan oleh pegawai tersebut untuk melakukan kecurangan dengan melaporan dana untuk pertukaran asset tersebut di tinggikan dari jumlah dana yang sebenarnya, dimana terjadi nilai kurs dinaikan sehingga mengakibatkan nilai asset tetap tersebut meningkat. Bagaimana tindakan auditor terkait dengan kecurangan tersebut?

Pada saat terjadi pertukaran asset tetap antara perusahaan, setiap perusahaan memiliki kwitansi/dokumen. Berdasarkan dokumen tersebut, perusahaan dapat mengetahui berapa besar nilai setiap asset yang dipertukarkan. Karena asset tersebut merupakan asset import maka perusahaan harus mengkonverikan rupiah pada dollar sesuai dengan kurs tengah BI. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset dialokasikan kedalam harga perolehan asset tersebut. Jika terjadi kelebihan dalam pengakuan kurs tengah BI maka perusahaan terkait dapat melihat faktur pembelian pada tanggal berapa dan sesuaikan dengan kurs pada saat perolehan. Jika kelebihan pengakuan kurs BI bersifat material maka harus dikoreksi, agar Laporan Keuangan yang disajikan oleh perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang belaku umum di Indonesia. Jika perusahaan tidak mau melakukan koreksi, maka auditor berhak menilai penyajian asset tetap tersebut tidak wajar. Dalam pemeriksaannya auditor dapat melakukan konfirmasi kepada pihak yang bersangkutan dalam pertukara asset tersebut, auditor dapat memberikan konfirmasi berupa surat, email, fax, ataupun via telpon yang nantinya ini akan menjadi bahan koreksi oleh auditor, yang tentunya akan memeberi keyakinan yang cukup untuk membuktikan bahwa pegawai yang bertugas melakukan pertukaran itu salah.

RESUME MATERI AUDIT ATAS PERSEDIAAN (INVENTORY)

Anggirocker | Pada kesempatan kali ini akan membagi hasil persentasi Audit II beserta pertanyaan pertanyaan yang muncul seputar Auidt atas Persediaan, tidak lupa pula Admin mencantumkan nama dari penanya, disini dijelaskan apa itu persediaan, apa itu audit persediaan dan bagaimana prosedur serta masalah-masalah yang muncul saat sorang auditor mengaudit persediaan dalam sebuah perusahaan. Baik langsung saja, berikut adalah resume serta pertanyaan-pertanyaannya, selamat Membaca!



TUGAS AUDIT II
RESUME AUDIT ATAS PERSEDIAAN (INVENTORY)




OLEH:

NAMA               : ANGGIA SEPTIAN JAUHARI
NIM                   : A1C113005
KELAS              : A

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2015


RESUME MATERI AUDIT ATAS PERSEDIAAN (INVENTORY)

A.    KONSEP DASAR PERSEDIAAN
1.      Pengertian Persediaan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK: No. 14, hal 14.1 s/d 14.2 dan 14.9-IAI,2002) persediaan adalah aset :
     Yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
     Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau
     Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses atau pemberian jasa     
B.     KONSEP DASAR AUDIT PERSEDIAAN
Persediaan merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada umumnya nilainya cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun penyalahgunaan.Oleh karena itu, biasanya akun persediaan menjadi salah satu perhatian utama auditor dalam pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan. Adapun tujuan pemeriksaan terhadap persediaan adalah sebagai berikut :
1.      Untuk memeriksa apakah ada internal control yang cukup baik atas persediaan
2.      Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di neraca betul-betul ada dan dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca
3.      Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
4.      Untuk memeriksa apakah system pencatatan persediaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
5.      Untuk memeriksa apakah terhadap barang-barang yang rusak (defective), bergerak lambat (slow moving), dan ketinggalan mode (absolescene) sudah dibuatkan allowance yang cukup.
6.      Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijaminkan kredit.
7.      Untuk mengetahui apakah ada persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan yang cukup.
8.      Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan keuangan.
9.      Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Agoes, Sukrisno, 2008:206).
                        Salah satu sumber bukti internal persediaan yang membantu pelaksanaan audit persediaan adalah dokumen-dokumen yang terkait dengan fungsi bisnis dalam siklus persediaan. Dokumen-dokumen tersebut ialah sebagai berikut :
      C.    TAHAPAN AUDIT PERSEDIAAN
       1.      Perencanaan Audit
Isi dari perencanaan audit mencakup :
1. Hal-hal mengenai klien.
    a.       Bidang usaha klien, alamat, nomor telepon, facsimile, dan lain-lain.
    b.      Status hukum perusahaan.
    c.       Accounting policy
    d.      Neraca komparatif dan perbandingan penjualan, laba/rugi tahun lalu dan sekarang. Perbandingan antara neraca tahun lalu dan neraca tahun sekarang/bulan terakhir tahun sekarang agar diperoleh gambaran mengenai ukuran besar kecilnya perusahaan.
    e.       Client contact.
    f.       Accounting problem, auditing problemdan tax problem
2. Hal-hal yang mempengaruhi klien.
Bisa didapat dari majalah-majalah ekonomi/surat kabar.
3. Rencana kerja auditor. Hal-hal yang penting antara lain :
    a.    Staffing
    b.    Waktu pemeriksaan
    c.    Jenis jasa yang diberikan
    d.   Bantuan-bantuan yang dapat diberikan klien
    e.    Time schedule
  
      2.      Pelaksanaan Audit
Dalam praktiknya, prosedur pemeriksaan yang dibahas disini harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang diaudit.
·         Compliance Test
Prosedur pemeriksaan untuk Compliance Test :
1.      Pelajari dan evaluasi internal control atas persediaan.
       a.       Dalam hal ini auditor biasanya menggunakan internal control questionnaires.
     b.      Lakukan test transaksi (compliance test) atas pembelian dengan menggunakan purchase ordersebagai sample.
Untuk test transaksi atas pemakaian persediaan (bahan baku) bisa digunakan material requisitionsebagai sample. Untuk test transaksi atas penjualan, bisa digunakan faktur penjualan sebagai sample.

2.      Tarik kesimpulan mengenai internal controlatas persediaan. Jika dari test transaksi auditor tidak menemukan kesalahan yang berarti, maka auditor bisa menyimpulkan bahwa internal controlatas persediaan berjalan efektif. Karena itu substantive testatas persediaan bisa dipersempit.

3.      Bentuk Compliance Test terhadap siklus pembelian
·         Substantive Test
Prosedur pemeriksaan substantive atas persediaan :
1.      Lakukan observasi atas stock opname (perhitungan phisik) yang dilakukan perusahaan (klien).
2.      Minta Final Inventory List (Inventory Compilation) dan lakukan prosedur pemeriksaan berikut ini :
    •     Check mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian). ƒ
    •     Cocokkan “quantity per book” dengan stock card.
    •     Cocokkan “quantity per count” dengan “count sheet” kita (auditor). ƒ
    •     Cocokkan “total value” dengan buku besar persediaan.
3.      Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.
4.      Periksa unit price dari bahan baku, barang dalam proses, barang jadi dan bahan pembantu.
5.      Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau sesudah tanggal neraca.
6.      Periksa cukup tidaknya allowance for slow moving (barang-barang yang bergerak lambat), barang-barang yang rusak dan barang-barang yang ketinggalan mode.
7.      Periksa kejadian sesudah tanggal neraca.
8.      Periksa  cut-off penjualan dan cut-off pembelian.
9.      Periksa jawaban konfirmasi dari bank, loan agreement (perjanjian kredit), notulen rapat.
10.  Periksa apakah ada sales atau purchase commitment per tanggal neraca.
11.  Seandainya ada barang dalam perjalanan (goods transit), lakukan prosedur berikut ini :
     •     Minta rincian goods in transit per tanggal neraca. ƒ
     •     Periksa mathematical accuracy.
     •     Periksa subsequent clearance.
12.  Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan adjustment jika diperlukan.
13.  Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia ( Agoes,Sukrisno,2008:209-210).

            3.      Supervisi Audit
Dalam melakukan supervisi audit, auditor dapat menggunakan kertas kerja. Kertas kerja terutama berfungsi untuk:
·         Menyediakan penunjang utama bagi laporan audit.
·         Membantu auditor dalam melaksanakan dan mensupervisi audit.
·         Menjadi bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing.
Kertas kerja yang digunakan dalam pemeriksaan persediaan adalah sebagai berikut :
A.   Internal Control Questionnaires (ICQ) Persediaan
B.   Test Transaksi Persediaan
C.   Physical Inventory Instruction
     1.      Instruksi Umum
·         Perhitungan persediaan tahunan akan dilaksanakan sebagai berikut:
Tanggal                                      : 30 dan 31 Desember 2010
Lokasi                                        : semua cabang
Persediaan yang dihitung          : barang dagangan
Perhitungan dimulai tepat jam 08.00 dan karyawan harus sudah hadir pada jam 07.30 untuk diberikan briefing yang diperlukan agar inventory taking berjalan sesuai jadwal.
·          Kegiatan perhitungan fisik dijalankan berdasarkan instruksi dari yang berwenang yaitu bagian koordinasi persediaan untuk meyakinkan bahwa inventory taking berjalan sesuai dengan jadwal.
·         Agar supaya perhitungan fisik berjalan rapi dan teratur, seluruh lokasi persediaan dibagi atas barang jadi dan sampel. Setiap lokasi dari perhitungan fisik diawasi oleh bagian koordinasi. Perhitungan fisik yang sebenarnya dilaksanakan oleh tim perhitungan. Setiap tim terdiri atas 2 orang yaitu:
-            1 orang dari bagian akuntansi
-            1 orang dari bagian produksi
Wakil dari auditor juga hadir untuk mengamati pelaksaan inventory taking.
·         Supaya semua persediaan terhitung dan tidak ada yang terlupa maka diperlukan kartu persediaan yang prenumbered. Kartu tersebut terdiri atas 3 lembar:
Yang putih              : asli untuk perusahaan
Yang merah            : copy, untuk gudang
Yang biru                : untuk auditor
Persediaan harus sudah dihitung oleh yang sudah ditugaskan untuk menghitung sebelum tanggal perhitungan fisik, auditor akan memeriksa kartu-kartu apakah sudah diperiksa atau belum.
·         Penerimaan dan pengeluaran persediaan akan dihentikan dahulu pada tanggal 30 dan 31 Desember 2010 untuk menghindari kekacauan perhitungan. Jika ada barang yang sudah dipesan tetapi belum dikirim maka persediaan ini harus dipisahkan dari lokasi perhitungan persediaan telah selesai.
2.      Prosedur dari Inventory Taking
·         Kerjasama yang baik harus sudah disiapkan antardepartemen di perusahaan agar kegiatan inventory taking ini berjalan dengan lancar
·         Koordinator harus meyakinkan bahwa :
-          Kartu-kartu yang diperlukan untuk persediaan tersedia dalam jumlah yang cukup
-          Barang-barang yang tidak terpakai atau rusak harus dipisahkan sebelum tanggal 30 Desember 2010
·         Sebelum tanggal 30 Desember 2010, pengawas bagian gudang harus sudah memastikan bahwa :
-          Persediaan sudah disusun teratur agar mudah untuk dihitung
-          Barang-barang yang tidak termasuk persediaan yang akan dihitung harus sudah disingkirkan
-          Setiap persediaan harus sudah dikumpulkan di satu tempat atas dasar nomer kode dan jenis yang sama dan diberi kartu tanda pengenalnya
-          Persiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk inventory taking seperti timbangan, trolley, dan lain-lain supaya perhitungan lebih akurat
-          Semua persediaan harus sudah ditempelkan kartu tanda (BinCard) oleh bagian gudang sebelum perhitungan fisik
·         Disetiap bagian yang berhubungan dengan inventory taking seperti bagian penerimaan, penyimpanan, penjualan harus sudah disiapkan barang-barang yang diperlukan untuk perhitungan seperti kertas, pen, mesin hitung, kalkulator, dan lain-lain.
Kegiatan yang sudah harus dilakukan sebelum pemeriksaan fisik :
-          Bagian koordinasi persediaan dan seksi koordinasi harus memeriksa seluruh lokasi persediaan dan yakin bahwa seluruh persediaan sudah dicantumkan kartu
-          Staff bagian akuntansi dan staf dari auditor harus sudah disediakan barang atau alat yang diperlukan seperti yang sudah dijelaskan dalam point sebelumnya
·         Tim persediaan harus memperhatikan hal-hal dibawah ini sebagai pedoman untuk menghitung :
-          Tim persediaan dari bagian akuntansi bertindak sebagai penghitung dan tim dari bagian produksi sebagai pengecek
-          Tim penghitung menghitung dan mengisi informasi yang diperlukan bagi kartu persediaan untuk barang yang dihitung seperti nomer kode, satuan, jumlah unit, dan lain-lain
-          Untuk barang yang slow moving atau rusak juga harus diberi tanda
·         Setelah tim persediaan selesai menghitung di lokasi persediaan, bagian koordinasi akan melakukan tes perhitungan di lokasi tersebut untuk meyakinkan bahwa persediaan sudah dihitung dan dicatat dengan benar.
D.   Inventory Count Sheet
E.   Top Schedule-Persediaan
F.    Supporting Schedule Barang Dalam Perjalanan


DAFTAR PERTANYAAN YANG MUNCUL

      1.      Ningtiyas Galuh P.
Apa kendala auditor pada saat pemeriksaan persediaan di gudang ?
Kendala yang dihadapi auditor ketika melakukan pemeriksaan di gudang adalah karena nilai persediaan umumnya cukup material atau nilainya besar. Jadi auditor harus mengetahui apa yang harus dilakukan dalam memeriksa persediaan. Auditor dapat menggunakan acuan atau panduan dalam mengaudit, yaitu 5 asersi manajemen. Ada keberadaan dan keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilain dan alokasi, dan penyajian. Contohnya Kendalanya:
·         Jika salah satu akuntan atau bagian produksi tidak hadir pada saat pemeriksaan
·         Jika barang yang rusak belum dipisahkan dari gudang
·         Dll

      2.      Anggia Septian Jauhari
Jika terdapat kekeliruan pada saat pemesanan oleh bagian pemesanan seperti mencatat pemesanan barang impor, tetapi pada kenyataannya memesan barang lokal, apa yang harus dilakukan auditor ?
Ketika auditor melakukan pemeriksaan, auditro akan memeriksa bukti-bukti pembelian barang, bukti tersebut dapat berupa daftar harga barang, faktur pembelian dll. Kemudian auditor akan melakukan pengecekan barang dan mencocokkan barang dengan dokumen-dokumen pembelian. Jika terjati kecurangan pada jumlah persediaan, maka auditor dapat memberika opini tidak wajar.
             Jika terdapat penyelewengan seperti kasus di atas, auditor dapat meminta bantuan tenaga ahli untuk mengecek jika barang atau persediaan yang ada tidak sesuai dengan harga yang sebenarnya.
Jika menemukan selisih atau penyelewengan, maka harus dilakukan koreksi. Caranya yaitu dapat dengan jurnal koreksi. Auditor menyampaikan koreksi kepada perusahaan.
Jika koreksi tersebut diterima, maka persediaan yang tercantum di laporan keuangan akan dikoreksi atau diganti dengan jumlah yang sebenarnya. Namun, jika perusahaan menolak untuk melakukan koreksi, maka langkah akhir auditor memberikan opini tidak wajar pada persediaan.
Intinya :
·         Auditor dapat meminta tim ahli dalam pemeriksaan keaslian barang
·         Auditor menyarankan perusahaan untuk memperbaiki pencatatan persediaan yang masuk
·         Jika perusahaan tidak menerima saran dari Auditor, Auditor dapat memberikan opini Wajar dengan Pengecualian atau Tidak Wajar

      3.      Ida Cahya Diniarti
Apakah sama perlakuan pemeriksaan persediaan Bahan Baku, Barang dalam Proses, dan Barang Jadi ?
Prosedur audit dalam memeriksa ketiga persediaan tersebut sama. Yang membedakannya hanya pada jenis persediaan dan kelompok-kelompoknya. Auditor memiliki relasi dengan bagian-bagian persediaan tersebut. Misalnya, auditor memiliki hubungan dengan bagian pada persediaan barang dalam proses, sehingga ketika audior hendak melakukan pemeriksaan, auditor dapat meminta dokumen-dokumen pda bagian persediaan dalam proses.

      4.      Riva Yuni Lestari
Apa yang perlu di cocokkan dalam prosedur permintaan Final Inventory List (Inventory Compilation) ?
Adapun prosedur audit persediaan :
Prosedur pemeriksaan :
1.      Lakukan observasi atas stock opname (perhitungan phisik) yang dilakukan perusahaan (klien)
2.      Minta Final Inventory List (Inventory Compilation) dan lakukan prosedur pemeriksaan berikut ini :
·      Check mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian). ƒ
·      Cocokkan “quantity per book” dengan stock card.
·      Cocokkan “quantity per count” dengan “count sheet” kita (auditor). ƒ
·      Cocokkan “total value” dengan buku besar persediaan.
3.      Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.
4.      Periksa unit price dari bahan baku, barang dalam proses, barang jadi dan bahan pembantu.
5.      Lakukan rekonsiliasi
6.      Periksa cukup tidaknya allowance for slow moving (barang-barang yang bergerak lambat), barang-barang yang rusak dan barang-barang yang ketinggalan mode.
7.      Periksa kejadian sesudah tanggal neraca.
8.      Periksa  cut-off penjualan dan cut-off pembelian.
9.      Periksa jawaban konfirmasi dari bank, loan agreement (perjanjian kredit), notulen rapat.
10.  Periksa apakah ada sales atau purchase commitment per tanggal neraca.
11.Seandainya ada barang dalam perjalanan (goods transit), lakukan prosedur berikut ini :
     Minta rincian goods in transit per tanggal neraca. ƒ
     Periksa mathematical accuracy.
     Periksa subsequent clearance.
12.Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan adjustment jika diperlukan.
13.Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

      5.      Hanni Masita Suri
Bagaimana bentuk pengamatan persediaan fisik ?
Pengamatan fisik dilakukan pada saat perhitungan fisik persediaan, pada saat perhitungan fisik persediaan secara otomatis Auditor juga mengamati apakah persediaan yang ada sudah sesuai dengan pesanan persediaan.

      6.      Lisa Marlia Abidano
Bagaimana tahap-tahap supervisi audit, bagaimana jika dokumen yang digunakan auditor gunakan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya atau persediaan di gudang ? Dan Apakah ada contoh lain tentang kesalahan dokumen pemeriksaan selain contoh kasus dalam makalah ?

Dalam melakukan supervisi audit, auditor dapat menggunakan kertas kerja. Kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan auditor mengenai audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan kesimpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya.
Kertas kerja yang digunakan dalam pemeriksaan persediaan adalah sebagai berikut :
A. Internal Control Questionnaires (ICQ) Persediaan
B. Test Transaksi Persediaan
C. Physical Inventory Instruction
D. Inventory Count Sheet
E. Top Schedule - Persediaan
F. Supporting Schedule Barang Dalam Perjalanan

 Jika dokumen yang digunakan auditor tedapat kesalahan, maka dapat dilakukan koreksi atau perhitungan ulang. Namun, auditor ketika melakukan pemeriksaan akan hati-hati dan teliti, dan kemungkinan jika terjadi kesalahan dalam dokumen yang dicatat oleh auditor, julmlah tersebut tidak material atau dianggap penting.
Contoh lainnya adalah ketika bagian penjualan mencatat hasil barang jadi yang terjual tidak sesuai dengan kenyataannya. Hal ini terkadang disebabkan karena bagian penjualan sudah ditetapkan target yang harus dicapai atau agar bagian mendapatkan bonus dari jumlah penjualan yang banyak. Maka, pencatatan yang ada merupakan kesalahan yang menghambat pemeriksaan persediaan oleh Auditor.

 
Support : Google Impact | Google.com
Copyright © 2013. 1# | Knowledge and inspiration - All Rights Reserved
Template Modify by Anggirocker
Proudly powered by Blogger